Selama individu masih dapat mengatasi
stressor maka kecemasan itu masih bersifat normal. Anxietas yang normal sumber
kecemasannya dapat diusut, masih dalam taraf sehat, dapat ditoleransi dan tidak
akan mengganggu kehidupan seseorang. Kecemasan adalah suatu sinyal yang
menyadarkan kita, yaitu memperingatkan akan adanya bahaya yang mengancam dan
memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Sensasi
kecemasan sering dialami oleh hamper semua manusia. Perasaan tersebut ditandai
rasa ketakutan yang diffuse, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali
disertai gejala otonomik (Sani, 2012). Sedangkan gejala tertentu yang ditemukan
selama kecemasan cenderung berbeda.
Gejala dari kecemasan meliputi gangguan somatik, kognitip, gangguan perilaku
dan gangguan presepsi (Sani, 2012).
Kecemasan pada masing-masing individu mempunyai
derajat yang berbeda-beda (Mcdonald,2001;Supon,2004). Kecemasan seringkali
berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada
seluruh pengalaman hidup seseorang. Jersild (dalam Trismiati, 2004) menyatakan
bahwa ada dua tingkatan kecemasan. Pertama, kecemasan normal, yaitu pada saat
individu masih menyadari konflik-konflik dalam diri yang menyebabkan cemas.
Kedua, kecemasan neurotik, ketika individu tidak menyadari adanya konflik dan
tidak mengetahui penyebab cemas, kecemasan kemudian dapat menjadi bentuk
pertahanan diri.
Sani (2012) Kecemasan normal diketemukan pada bayi
yang ditinggal orangtuanya, anak masuk sekolah pertama kalinya, anak remaja
yang mengadakan perjanjian pertama dengan pacarnya, orang dewasa yang
menghadapi hari tuanya dan saat mau meninggal. Pada umumnya kecemasan merupakan
fenomena normal dalam mengiring proses pertumbuhan dan perkembangan, pada
pengalaman-pengalaman baru dan pada hal-hal yang belum pernah dicoba.
Perkembangan kecemasan neurosis diakibatkan libido yang terbendung. Dengan kata
lain suatu peningkatan ketegangan seksual yang fisiologis akan menyebabkan
peningkatan libido yang menyertainya, yang merupakan suatu perwakilan mental
dari peristiwa fisilogis tersebut.
Penyaluran tenaga tersebut menurut
Freud, berhubungan dengan hubungan seksual. Keadaan kecemasan meninggi
berhubungan dengan penghambatan libidinal misalnya neurestina, hipondriasis dan
neurosis kecemasan semua dipandang Freud sebagai memiliki suatu dasar biologis
Gejala secara umum
dari kecemasan sendiri meliputi: kegelisahan, kelelahan berpikir, kesulitan
berkosentrasi, mudah tersinggung, tegang,mual, atau gangguan tidur. Gangguan
kecemasan juga sering melibatkan gejala somatic (Mcloone, 2006) antara lain
keluar keringat dingin, sulit bernafas, ganguan lambung, berdebar-debar,
tekanan darah meninggi dan (Baihaqi, 2007), gemetar, sesak nafas, nyeri di
dada, merasa pusing, pingsan, ketegangan otot (R. Yates, 2009), buang air besar
(L. Lichstein, 1988), getaran anggota tubuh dan aktivitas berlebihan dari
system otonomik Ramaiah (2006).
No comments:
Post a Comment