psikologi sains

wacana saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu

Saturday, January 28, 2012

GEJALA-GEJALA KECEMASAN


Selama individu masih dapat mengatasi stressor maka kecemasan itu masih bersifat normal. Anxietas yang normal sumber kecemasannya dapat diusut, masih dalam taraf sehat, dapat ditoleransi dan tidak akan mengganggu kehidupan seseorang. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan kita, yaitu memperingatkan akan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Sensasi kecemasan sering dialami oleh hamper semua manusia. Perasaan tersebut ditandai rasa ketakutan yang diffuse, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai gejala otonomik (Sani, 2012). Sedangkan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung berbeda. Gejala dari kecemasan meliputi gangguan somatik, kognitip, gangguan perilaku dan gangguan presepsi (Sani, 2012).

Kecemasan pada masing-masing individu mempunyai derajat yang berbeda-beda (Mcdonald,2001;Supon,2004). Kecemasan seringkali berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Jersild (dalam Trismiati, 2004) menyatakan bahwa ada dua tingkatan kecemasan. Pertama, kecemasan normal, yaitu pada saat individu masih menyadari konflik-konflik dalam diri yang menyebabkan cemas. Kedua, kecemasan neurotik, ketika individu tidak menyadari adanya konflik dan tidak mengetahui penyebab cemas, kecemasan kemudian dapat menjadi bentuk pertahanan diri.
Sani (2012) Kecemasan normal diketemukan pada bayi yang ditinggal orangtuanya, anak masuk sekolah pertama kalinya, anak remaja yang mengadakan perjanjian pertama dengan pacarnya, orang dewasa yang menghadapi hari tuanya dan saat mau meninggal. Pada umumnya kecemasan merupakan fenomena normal dalam mengiring proses pertumbuhan dan perkembangan, pada pengalaman-pengalaman baru dan pada hal-hal yang belum pernah dicoba. Perkembangan kecemasan neurosis diakibatkan libido yang terbendung. Dengan kata lain suatu peningkatan ketegangan seksual yang fisiologis akan menyebabkan peningkatan libido yang menyertainya, yang merupakan suatu perwakilan mental dari peristiwa fisilogis tersebut.
Penyaluran tenaga tersebut menurut Freud, berhubungan dengan hubungan seksual. Keadaan kecemasan meninggi berhubungan dengan penghambatan libidinal misalnya neurestina, hipondriasis dan neurosis kecemasan semua dipandang Freud sebagai memiliki suatu dasar biologis 
Gejala secara umum dari kecemasan sendiri meliputi: kegelisahan, kelelahan berpikir, kesulitan berkosentrasi, mudah tersinggung, tegang,mual, atau gangguan tidur. Gangguan kecemasan juga sering melibatkan gejala somatic (Mcloone, 2006) antara lain keluar keringat dingin, sulit bernafas, ganguan lambung, berdebar-debar, tekanan darah meninggi dan (Baihaqi, 2007), gemetar, sesak nafas, nyeri di dada, merasa pusing, pingsan, ketegangan otot (R. Yates, 2009), buang air besar (L. Lichstein, 1988), getaran anggota tubuh dan aktivitas berlebihan dari system otonomik Ramaiah (2006).

No comments: