psikologi sains

wacana saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu

Wednesday, January 19, 2011

Psikologi Sosial dan Media

A. Hubungan Media dan Psikologi Sosial
Psikologi sosial dan sisis psikologi dari media biasanya dianggap berada pada bidang penelitian yang berbeda, karena topik tentang mass media juga menjadi perhatian para sosiolog, ilmuwan, guru, dan filsuf (Wallbott, 1996). Dengan kata lain area ini merupakan area umum yang menjadi perhatian dan bersinggungan dengan semua orang. Meskipun demikian, media telah menjadi area riset psikologi sosial karena media digunakan dalam porsi yang besar dalam psikologi sosial dan karena media adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan modern (Wallbott, 1996).

Ada tiga bidang dimana media dan psikologi sosial saling berhubungan:
1. Media sebagai alat peneltian dalam psikologi sosial
2. Isi media dan pengaruhnya sebagai topik penelitian
3. Pengaruh mediated communication dalam psoses komunikasi

B. Klasifikasi Media
Menurut Winterhoff-Spurk dalam Wallbott (1996) media dibedakan menjadi dua, media untuk komunikasi individu dan media untuk komunikasi massa, yang masih dibagi lagi menjadi transport media dan fixation media, serta media yang membawa speech dan speech-related information dan/atau signal/symbol information. Selain itu, pengklasifikasian juga bisa dibuat menjadi media massa dan mediated media (Wallbott, 1996).

Komunikasi individu Speech Media Signal/Symbol Media
Transport media Telephone, voice-chat, audio-video teleconference Sinyal cahaya, sinyal bendera, sinyal drum
Fixation media Catatan, film, email, surat Gambar, foto

Komunikasi Massa Speech Media Signal/Symbol Media
Transport media Radio, televisi Sinyal cahaya, sinyal bendera
Fixation media Film, koran,majalah Foto,gambar

C. Media sebagai Alat dalam Penelitian
Sebelum 1960an peralatan video masih sangat sangat mahal dan juga terbatas kemampuannya. Hanya sebagian kecil peneliti yang mampu menggunakannya. Kalaupun mereka bisa, para peneliti itu harus menggunakan film 8mm dan 16mm yang mahal dan durasinya pendek serta tak bisa dilihat langsung. Hal ini tentu saja menyulitkan para psikolog sosial ketika mereka ingin mempelajari tentang komunikasi non-verbal, yang tentu saja harus direkam.

Baru setelah akhir tahun 1960an, ketika video recorder dan video camera menjadi semakin terjangkau, yang artinya semakin mudah pula bagi para peneliti, para psikolog sosial semakin sering melakukan penelitian tentang komunikasi non-verbal. Pada akhirnya, perkembangan itu mendorong munculnya teknik koding dan observasi yang makin maju pula (Wallbott, 1996).



D. Isi Media dan Pengaruhnya sebagai Topik Penelitian
McGuire dalam Wallbott (1996) menyimpulkan bahwa secara umum pengaruh media massa kecil, walau bisa dipastikan juga bahwa pasti ada efeknya. Wallbott menambahkan bahwa jika ada, maka pengaruh itu berasal dari informasi yang disampaikan melalui (mediated) opini dari para pemimpin atau orang yang kita percaya.

Ada tiga topik tentang pengaruh media massa yang sering diteliti:
1. Agresi dan kekerasan
2. Stereotipe gender
3. Karakterisasi etnis
4. Ras

E. Pengaruh Mediated Communication
Sebelum adanya media, satu-satunya cara manusia dalam berkomunikasi adalah dengan bertatapan langsung, atau face-to-face communication. Kemudian manusia menggunakan media sinyal, surat, hingga akhirnya diciptakan telepon. Ketika telepon diperkenalkan satu abad yang lalu, penelitian tentang pengaruh media ini dalam komunikasi tidak dilakukan.

Saat menggunakan mediated communication, ada kelebihan dan kekurangannya jika dibandingkan dengan komunikasi langsung.
Keuntungannnya adalah :
1. Interaksi bersifat problem-centered
2. Tidak terlalu memikirkan aspek emosi dan hubungan (Stoll, Hoecker, Krueger, & Chapanis, 1976)
3. Mengurangi biaya perjalanan dan akomodasi (Dickson & Bowers, 1973)
4. Dukungan yang lebih eksplisit dan patisipasi yang setara antar anggota grup (Kiesler & Sproull, 1992)
Kerugiannya adalah :
1. Kurangnya norma dan informational feedback, tidak adanya petunjuk pengaruh sosial, dan depersonalisasi dikarenakan kurangnya keterlibatan (Kiesler, Siegel dan McGuire, 1984)
2. Mendorong adanya delay, keputusan yang unconventional dan beresiko (Kiesler & Sproull, 1992)
3. Membatasi perilaku dan memunculkan emosi negatif (Weeks & Chapanis, 1976)

No comments: