Menurut Auerbach dan Gramling (2002), mengemukakan
bahwa keadaan yang menyababkan stres disebut dengan stressor. Hans Selye (1956)
membedakan stressor dalam 3 golongan, antara lain :
1.
Stresor
fisikbiologik : dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan dan lain-lain.
2.
Stresor
psikologis : takut, khawatir, cemas, marah, kekecewaan, kesepian, jatuh cinta
dan lain-lain.
3.
Stresor
sosial budaya : menganggur, perceraian, perselisihan dan lain-lain.
Sumber stress itu sendiri terjadi karena adanya tuntutan-tuntutan untuk
mencapai target yang cukup berat dan waktu kerja yang mendesak. Stres dibedakan
menjadi dua yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan
stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu
mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres, dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian
individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi
dorongan baginya untuk lebih baik
(Tanumidjojo, dkk 2004).
Selain itu, stresor dapat dibedakan
berdasarkan bobot dan jangka waktunya. Auerbach dan Gramling (2002) menjelaskan
bahwa stresor dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori umum yaitu :
a)
Catastrophic
events
Berasal dari kata
catastrophes yang berarti kejadian yang mendadak. Kejadian ini sering menyerang
ketenangan hidup atau bencana yang mendorong orang berada diluar kapabilitas
coping yang dimiliki. Catastrophes
mencakup bencana alam seperti gempa bumi, tsunami Aceh, angin tornado,
kebakaran, banjir, lumpur Lapindo, angin ribut, peperangan, penyiksaan,
kecelakaan mobil, kekejaman serangan fisik, dan penyerangan seksual. Catastrophes sering berlanjut
mempengaruhi kesehatan mental penderita dalam kurun waktu yang lama bahkan
setelah kejadian pemicu berakhir.
b) Perubahan
besar dalam hidup.
Kejadian-kejadian yang
paling menekan atau stressfull bagi orang dewasa melibatkan perubahan besar
dalam hidup, seperti kematian pasangan hidup atau anggota keluarga, perceraian,
panahanan, kehilangan pekerjaan, dan ketidakmampuan besar pada pribadi maupun
penyakit yang diderita. Kejadian positif terkadang dapat menjadi komponen yang
menekan atau menjadi kondisi stresfull.
c)
Keadaan yang mengganggu sehari-hari.
Stres merupakan hasil
taransaksi individu dengan keadaan yang mengganggu sehari-hari, baik yang
menyinggung soal pekerjaan, hubungan personal, dan keadaan sekitar tempat kita
hidup sehari-hari. Keadaan ini mungkin dapat dikategorikan sebagai gangguan
minor, namun ketika terakumulasi seiring dengan waktu, gangguan ini dapat
menyababkan stres yang signifikan. Keseluruhan efek yang dialami seseorang
terhadapkeadaan yang mengganggu sehari-hari memiliki relasi yang kuat dengan
mood harian individu.
Akibat fisiologis dari stress antara lain
adalah tekanan darah naik, mulut kering, berkeringat, sering pusing, sakit
perut, badan lemas, mudah marah, dan atau sulit tidur (Lanoil, 1986) ; Yang
membuat kompleks masalah ini adalah bahwa efeknya tidak dapat diperhitungkan,
karena persepsi stress merupakan fungsi kepribadian dan bervariasi pada setiap
individu. Setiap orang mempunyai titik dimana stress menjadi eksesif
(berlebihan) dan dapat menurunkan kesehatan dan keefektifan bekerja (Kiev and
Kohn, 1979).
Setiap orang memiliki kemungkinan berhadapan
dengan hal-hal yang menyebabkan stress (stressor) setiap saat, tidak mungkin
ada kehidupan tanpa stressor, karena stressor dapat mematahkan semangat pada
individu tertentu dan dapat juga membangkitkan semangat pada individu lain.
No comments:
Post a Comment