psikologi sains

wacana saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu

Tuesday, July 12, 2011

Kajian Meditasi

Pada awalnya meditasi adalah nama generik yang diberikan untuk belajar agama di daerah Timur. Tujuan utama dalam meditasi (a) perenungan dan kebijaksanaan, (b) perubahan dalam kesadaran (c) relaksasi (L. Lichstein, 1988). Efek meditasi oleh banyak pakar diyakini membawa dampak positif bagi kehidupan manusia (P. Satiadarma, 1998).
Dewasa ini meditasi digunakan dalam banyak hal. Ada yang melaksanakan meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. Istilah meditasi telah dikenal luas baik, baik dari pendekatan awam maupun ilmiah. Akan tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri. Kebanyakan orang mempersepsikan meditasi dengan ritual agama tertentu bahkan ada yang mengkaitkan perdukunan atau klenik. Walsh, Orntein, dan Maupin (dalam Subandi dkk, 2002) meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran, dengan membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu tertentu untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang, sehinga menambah kekayaan makna hidup baginya. Iskandar (2008) meditasi adalah latihan olah jiwa yang dapat menyeimbangkan fisik, emosi, mental, dan spiritual seseorang.

Ada beberapa macam jenis meditasi antara lain (1) meditasi mantra, menurut Beson, Beary, dan Carol (dalam L. Lichstein, 1988) mantra dapat membantu individu mengalihkan perhatian menjauh dari kekhawatiran duniaw i(2) meditasi pernafasan (L. Lichstein, 1988), meditasi suara (Benson, 2000) Sedangkan efek dari tubuh memanipulasi karbon dioksida merupakan cara ampuh dalam reaksi biokimia tubuh (L. Lichstein, 1988) (3) meditasi suara, objek yang menjadikan pusat perhatian dalam meditasi ini adalah suara (4) meditasi visual, seseorang harus memilih satu objek sebagai stimulus untuk memusatkan perhatian (5) meditasi gelembung pikiran, disebut sebagai penyadaran pikiran, karena dilaksanakan dengan memperhatikan pikiran-pikiran yang muncul (Benson, 2000).
Beberapa ahli memberikan istilah lain tentang meditasi (dalam P. Satiadarma, 1998) yaitu Visualisasi (Epstein, 1988; Fanning, 1988), relaksasi (Benson, 1975), mind-body healing (Rossi, 1988), dan Mind-body medicine (Goleman&Gurin, 1993). Pada zaman sekarang meditasi banyak digunakan untuk mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Ketenangan jiwa yang diperoleh ketika bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkan seseorang berpikir jernih dalam pengambilan suatu keputusan. Meditasi merupakan pengalihan perhatian ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran (T. Mattesion, 2006). Meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis (T. Mattesion, 2006).
Dengan relaksasi akan terjadi reaksi pada individu yang mampu meningkatkan kesehatannya secara umum dengan mempelancar proses metabolisme tubuh, laju denyut jantung lebih teratur, peredaran darah lancar, mengatasi berbagai macam penyakit, mendorong racun dan kotoran dari dalam tubuh keluar, menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dampak dari stress, menurunkan tingkat egosentris sehingga hubungan intra personal ataupun intra personal menjadi lancar, mengurangi kecemasan, pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency meliputi karakter kognitif, matematis, logis serta karakter afektif, relational, kreatif dan emosional, pola pikir menjadi lebih matang, mempermudah dalam mengendalikan diri, meningkat kesejahteraan (Benson, 2000; R. Santoso, 2001). Herbert Benson (dalam Iskandar, 2008) mengadakan riset klinis, dengan menemukan bahwa meditasi mampu menghambat efek negative dari system simpatis- yang menimbulkan sikap agresif pada manusia jika terancam. Penelitian yang lain yang dilakukan menunjukan bahwa kadar melantonin yang lebih tinggi diketemukan pada orang-orang yang rutin melakukan meditasi (Iskandar, 2008). Kadar melantonin ini bermanfaat untuk membuat orang menjadi lebih senang dan bila kekurangan dapat menyebabkan gangguan tidur. Temuan serupa juga dikemukakan Ranjie Stegh (dalam Iskandar, 2008) meditasi menstimulasi kelenjar pineal sehingga meningkatkan melantonin dari 7 hingga 1000 persen.

No comments: