psikologi sains

wacana saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu

Tuesday, January 31, 2012

KEGUNAAN MEDITASI


Pada zaman sekarang meditasi banyak digunakan untuk mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Ketenangan jiwa yang diperoleh ketika bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkan seseorang berpikir jernih dalam pengambilan suatu keputusan. Meditasi merupakan pengalihan perhatian ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran (T. Mattesion, 2006). Meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis (T. Mattesion, 2006). Dengan meditasi mampu menurunkan kecemasan, perasaan reaktif dan agresivitas (Hjelee,1974;Prabowo,2007).

JENIS_JENIS MEDITASI


Narayo dan Onstein (Tart,1997; Prabowo,2007) mengklarifikasikan meditasi menjadi tiga jenis (1) Meditasi Konsefatif (2) Meditasi Pembukaan (Opening up meditation), dan (3) Mediatsi Ekpresif. Namun tart hanya memberikan gambaran pada dua jenis meditasi yaitu meditasi konserfatif dan meditasi opening up meditation.
Teknik meditasi konserfatif pada dasarnya memberikan instruksi untuk memperhatikan secara penuh pada hal tertentu, dapat berupa objek eksternal yang terlihat nyata atau sensasi internal seperti tarikan nafas. Sedangkan opening up meditation pada dasarnya mengacu pada keragaman teknik bertujuan membantu seseorang meningkatkan kepekaan dan kesadaran penuh dari apapun yang terjadi padanya, menjadi pengamat yang sadar (Consius Observer) dalam mengamati apa yang terjadi tanpa harus bereaksi padanya.

Monday, January 30, 2012

Pengertian Meditasi


Pada awalnya meditasi adalah nama generik yang diberikan untuk belajar agama di daerah Timur. Tujuan utama dalam meditasi (a) perenungan dan kebijaksanaan, (b) perubahan dalam kesadaran (c) relaksasi (L. Lichstein, 1988). Efek meditasi oleh banyak pakar diyakini membawa dampak positif bagi kehidupan manusia (Satiadarma, 1998). Dewasa ini meditasi digunakan dalam banyak hal. Ada yang melaksanakan meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. Istilah meditasi telah dikenal luas baik, baik dari pendekatan awam maupun ilmiah. Akan tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri. Berikut akan dikupas kajian mengenai meditasi

Cara Mengatasi Kecemasan


Pengkombinasian penggunaan obat-obat anti anxietas dengan pendekatan Kognitif Behavioral Therapy dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan, tentu saja dalam hal ini dibutuhkan terapis yang kompetan. Pendekatan terapi kognitif ini mampu merubah pola pemikiran seseorang terhadap sumber kecemasan yang dihadapinya. Selain itu penggunan terapi rileksasi, dengan mengatur system pernafasan seseorang juga mampu mereduksi kecemasan (US Departement Of Healt And Human Service,2009).

Dampak Kecemasan


Kecemasan banyak ditemui pada pasien yang menjalani pemeriksaan, investigasi atau perawatan dalam bidang kesehatan. Terdapat perbedaan antara gejala mental kecemasan dan berbagai gejala fisik. Gejala-gejala kecemasan dianggap signifikan klinis yaitu terjadi dalam keadaan yang penuh tekanan, merusak fungsi fisik, sosial

Sunday, January 29, 2012

JENIS KECEMASAN

 
Gangguan kecemasan dapat muncul dalam berapa bentuk gangguan kecemasan antara lain, Generalized Anxiety Disoder, Agorafobia, Fobia khusus (Tell,2010), Separation Anxiety (Herbert,2006),  Obsesif-Kompulsif (Eisner dkk,2009). Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang hampir dialami tiap orang dan semua umur (Herbert, 2006) penjelasan mengenai gangguan tersebut diperjelas Sani (2012) yang mengatakan kecemasan dapat muncul dalam berbagai bentuk  antara lain
a.      Gangguan panik
Serangan tidak dapat diduga muncul dalam bentuk kecemasan akut, yang berlangsung selama 10 menit. Kepanikan merupakan episode kecemasan ekstrem dalam merespon suatu ancaman nyata. Kepanikan memperlihatkan gejala : palpitasi, keluhan sakit di dada, berkeringat, demam, nafas pendek, nausea, sakit kepala atau perasaan aneh dan takut kehilangan pengawasan pada dirinya. Misalnya Phobia (bentuk ketakutan terhadap objek atau situasi tertentu/spesifik, sering dsertai dengan gejala-gejala kecemasan ekstrem).
Istilah “panik” berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah Ripnusia setengah hantu dan tinggal dipegunungan dan hutan, tetapi perilakunya sulit diduga. Biasanya serangan panic berhubungan dengan penghindaran. Jika penghindarannya berat, disebut dengan panic dengan penghindaran fobik berlebihan (agorafobia).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi beberapa aspek antara lain, terdapat komponen genetik terhadap kecemasan, scan otak dapat melihat perbedaan terutama pada pasien kecemasan yang respons dengan signal berbahaya, sistem pemrosesan informasi dalam seseorang berjalan dengan singkat (hal ini dapat direspons dengan suatu ancaman sebelum yang bersangkutan menyadari ancaman tersebut), akar dari gangguan kecemasan mungkin tidak akan menjadi pemisahan mekanisme yang menyertainya namun terjadi pemisahan mekanisme yang mengendalikan respons kecemasan dan yang menyebabkan situasi diluar kontrol (Sani, 2012).

Saturday, January 28, 2012

GEJALA-GEJALA KECEMASAN


Selama individu masih dapat mengatasi stressor maka kecemasan itu masih bersifat normal. Anxietas yang normal sumber kecemasannya dapat diusut, masih dalam taraf sehat, dapat ditoleransi dan tidak akan mengganggu kehidupan seseorang. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan kita, yaitu memperingatkan akan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Sensasi kecemasan sering dialami oleh hamper semua manusia. Perasaan tersebut ditandai rasa ketakutan yang diffuse, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai gejala otonomik (Sani, 2012). Sedangkan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung berbeda. Gejala dari kecemasan meliputi gangguan somatik, kognitip, gangguan perilaku dan gangguan presepsi (Sani, 2012).

Pengertian Kecemasan


Kecemasan adalah ketidak-mampuan individu dalam mengendalikan emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran (Hyun, 1999), yang kuat serta meluap-luap (Chaplin, 2006) yang menyebabkan kegelisahan irasional (Mcloone,2006), dan perasaan tidak nyaman pada individu tersebut (Tell, 2010). Freud juga berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman (Basuki, 1987; Hanum, 2002)

Schizophrenia


What Is Schizophrenia?

Schizophrenia is a chronic, disabling brain disorder that affects about 1% of Americans. It may cause people to hear voices, see imaginary sights, or believe other people are controlling their thoughts. These sensations can be frightening and often lead to erratic behavior. There is no cure, but treatment can usually control the most serious symptoms.

Schizophrenia Symptoms

Symptoms of schizophrenia may include:
  • Hallucinations -- hearing or seeing imaginary things
  • Delusions -- wildly false beliefs
  • Paranoia -- the fear others are plotting against you
Some symptoms, such as lack of enjoyment in everyday life and withdrawal from social activities, may mimic depression.

How Schizophrenia Affects Thoughts

People with schizophrenia often have abnormal ways of thinking. They may have trouble organizing their thoughts or making logical connections. They may feel like the mind is racing from one unrelated thought to another. Sometimes they experience "thought blocking," a feeling that thoughts are removed from their head. Schizophrenia is not dissociative identity disorder (multiple personality disorder.)

Wednesday, January 25, 2012

KEPRIBADIAN BERDASARKAN WARNA Oleh : Taylor Hartman, Phd.



Hartman membagi karakter manusia berdasarkan motifnya. Motif inilah yang yang membedakan orang satu dengan lainnya. Hartman membaginya menjadi empat motif utama, yaitu : kekuasaan, keintiman, kesenangan, dan kedamaian. Dalam bukunya yang berjudul The Color Code, motif kekuasaan dilambangkan dengan warna merah, keintiman dengan biru, kedamaian dengan putih, dan kesenangan dengan warna kuning. Saya sendiri setelah mengikuti tes kepribadian hartman ternyata berwarna biru. Artinya motif dasar perilaku saya adalah keintiman. Mau coba ikut tes kepribadian Hartman ? Gratis kok, silahkan kunjungi www.colorcode.com dan pilih Personality Test. (Silahkan gunakan Google Translate untuk menerjemahkan test tersebut dalam bahasa indonesia)

Saturday, January 21, 2012

Latar Belakang Penelitian Pengaruh Meditasi Terhadap Tingkat Kecemasan Remaja Menghadapi Menstruasi



     Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan- harapan baru yang dialami remaja membuat remaja mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. (IDAI,2008 ; Nur,2010) sehingga dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidak-seimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap cemas. Kecemasan sebagai salah satu bentuk dampak perubahan psikis yang dialami hampir setiap remaja.
     

Thursday, January 19, 2012

Phobias


Fear vs. Phobia

Fear protects you from danger. Phobias have little to do with danger. More than 19 million Americans have a phobia -- an intense, irrational fear when they face a certain situation, activity, or object. With a phobia, you may know your anxiety and fear are not warranted, but you can't help the feelings. And they can be so intense they virtually paralyze you. See what makes some people afraid in the slides ahead.

The Three Kinds of Phobia

Hundreds of different phobias have been identified, including phobophobia or fear of phobias. But when talking about phobias, which are a kind of anxiety disorder, experts divide them into three categories -- agoraphobia, an intense anxiety in public places where an escape might be difficult; social phobia, a fear and avoidance of social situations; andspecific phobia, an irrational fear of specific objects or situations.

Agoraphobia: Fear of Public Places

The agora was a market and meeting place in ancient Greece. Someone with agoraphobia is afraid of being trapped in a public place or a place like a bridge or a line at the bank. The actual fear is of not being able to escape if anxiety gets too high. Agoraphobia affects twice as many women as men. Untreated, it can lead to someone becoming housebound. With treatment, nine out of every 10 people who follow through are helped.

Social Phobia: Beyond Being Shy

Wednesday, January 18, 2012

PENGARUH TERAPI MEDITASI TERHADAP KECEMASAN REMAJA MENGHADAPI MENSTRUASI

ABSTRAK

Sebagaimana banyak diketahui bahwa kedatangan menstruasi selalu membawa dampak buruk bagi remaja salah satunya menimbulkan kecemasan maka dalam penelitian ini berusaha menemukan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasinya yaitu meditasi. Terapi dalam penelitian ini tercatat dalam waktu tenggang 18 hari terdiri dari meditasi pernafasan, meditasi gelembung pikiran, dan meditasi suara. Sedangkan metode penelitian menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan subyek penelitian melibatkan kelompok control. Subyek penelitian adalah remaja dalam batasan umur 12-15 tahun yang mengalami menarche pada umur 12 tahun pada salah satu sekolah negeri berbasis agama Islam di Surabaya Indonesia, dengan melibatkan 20 responden . Instrument yang digunakan dibuat oleh peneliti sendiri  terdiri 57 butir skala, yang kemudian diadakan uji validitas dari 57 butir tersebut menggunakan program PAWS Stastitik versi 18, dengan jumlah responden sebesar 125 orang.

Tuesday, January 17, 2012

PENELITIAN TENTANG BELAJAR


 1.  Umum

Pada umumnya kebanyakan orang berpendapatan bahwa belajar hanya bisa diobservasi secara tidak langsung melalui perubahan tingkah laku sehingga untuk mendalami studi tentang belajar, orang harus mempelajari/mengobservasi tingkah laku.

Beberapa ahli berpendapat bahwa sebetulnya untuk studi tentang learning lebih baik dilakukan di lapangan/field (Naturalistic Observation) daripada di laboratorium.

Ada beberapa kelemahan studi di lapangan:

a.   Studi di lapangan situasinya sangat kompleks, sehingga sukar dilakukan observasi secara cermat & mencatat secara tepat.
b.   Ada kecenderungan pengamat mengklasifikasikan kejadian-kejadian dalam suatu kelompok.

STEVENS (1951) mengatakan  :

Suatu ilmu berusaha mendapatkan kejelasan dari suatu persoalan dengan cara menyesuaikan “a formal system of symbol” seperti bahasa, matematika logika dan sebagainya, dengan pengamatan-pengamatan secara empiris. Masalah-masalah dalam ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang terbuka bagi umum, jadi setiap orang boleh menguji kebenaran ilmu tersebut dan mencari kesalahan ilmu tersebut, tetapi sesuatu yang tidak ilmiah belum tentu salah karena kadang-kadang suatu ilmu tidak bisa dibuktikan secara empiris. Ilmu pengetahuan juga bukan merupakaan sesuatu yang rahasia dan bukan merupakan peristiwa yang unik.
Semua ilmu pengetahuan berusaha mendapatkan hukum-hukum/dalil-dalil (scientific law), yaitu suatu hubungan yang bisa dibuktikan secara konsisten antara dua atau/ lebih gejala atau peristiwa, sehingga teori ilmu pengetahuan mempunyai dua aspek   :

BELAJAR DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN


Manusia dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari terjadinya perubahan-perubahan disekitarnya, seperti banjir, gempa bumi, mewabahnya demam berbarah, flu burung, maraknya orde reformasi, populernya internet, ponsel yang selalu berubah model, merupakan perubahan-perubahan yang telah, tengah atau juga akan berlangsung. Umumnya kita menganggap bahwa perubahan di atas hanyalah gangguan atau kekacauan sementara dari situasi yang dalam keadaan normal bersifat konstan. Kebanyakan dari kita akan merasa bahwa dalam keadaan normal dunia ini bersifat ajeg/konstan, sedangkan perubahan ini ada-lah penyimpangan yang berlangsung singkat dari situasi yang ajeg tadi, Penilain kita tentang perubahan seperti tersebut di atas ternyata berbeda dengan pendapat ahli psikologi belajar Paul Chance. Menurut Chane (1988) justru perubahan itulah yang bersifat konstan, ringkasnya justru dalam keadaan normal dunia ini senantiasa mengalami perubahan ; “pe-rubahan bukanlah perkecualian terhadap hukum, tetapi hukum itu sendiri”.

Uraian di atas menunjukkan bahwa manusia hidup di bawah hukum perubahan. Sebagai akibatnya manusia harus mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi agar supaya manusia bisa bertahan dan melangsungkan hidupnya.

Adapun cara-cara yang diusulkan agar manusia mampu beradaptasi dengan perubahan dan bertahan hidup, dari rangkuman pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
  1. Evolusi. Tekanan-tekanan lingkungan memilih sifat-sifat berperilaku yang optimal dalm lingkungan tersebut dan sifat-sifat ini dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai bagian dari warisan genetik spesies tersebut. Misalnya bayi lahir dengan refleks menghisap yang akan aktif jika mulut bayi didekatkan pada puting susu ibunya.
  2. Belajar. Organisme menyesuaikan perilakunya untuk mencerminkan apa yang telah dipelajari sehubungan dengan lingkungannya. Misalnya manusia harus menyesuai-kan diri terhadap revolusi teknologi yang terjadi pada setiap generasi (Anderson, 1995).
Hergenhan & Olson (1997) mengemukakan :
  1. Mekanisme homeostatis dan refleksif yang berkembang secara evolusi. Secara evolusi tubuh mengembangkan kapasitas untuk merespon secara otomatis kebutuhan-kebutuhan tertentu, misalnya : kita bernafas secara otomatis, ada reflek.
  2. Belajar. Untuk bertahan hidup manusia harus memuaskan kebutuhan-kebutuhan akan makanan, minuman, dan seks. Untuk memperoleh pemuasan akan kebutuhan-kebutuhan tersebut maka manusia berinteraksi dengan lingkungan. Misal : manusia belajar tentang benda-benda yang berbahaya atau yang aman di lingkungannya.

Kesimpulan yang bisa dibuat dari beberapa pendapat di atas adalah : Terdapat dua cara beradaptasi pada manusia terhadap perubahan-perubahan yang terjadi agar manusia mampu bertahan hidup. Dua cara tersebut yaitu (a) evolusi, nature, evolusi genetik, dengan bentuk-bentuk proses fisiologis internal, mekanisme homeostatis, gerakan refleks, dan (b) belajar, nurture, dalam bentuk penyesuaian perilaku, akuisisi perilaku baru.

Perlu dicatat pendapat Anderson (1995) yang mengatakan ada efek bola salju : bahwa “lingkungan yang lebih kompleks akan menuntut lebih banyak belajar, yang pada gi-lirannya akan menciptakan lingkungan yang lebih kompleks dan seteruisnya. Efek bola salju ini sedikit banyak telah menggelinding diluar kendali dalam masyarakat modern ; teknologi teah menciptakan suatu lingkungan yang mengandung bahya besar (obat-obat bius, senjata nuklir, ancaman lingkungan, dan sebagainya), yang kita belum pernah belajar mengelolanya dan yang kita tidak memiliki waktu untuk menyesuaikan diri lewat evolusi”.

BELAJAR DAN MEMORI


Sebagaimana telah dikemukakan di atas, sejumlah ahli berpendapat bahwa ketika seseorang telah memperoleh “pengetahuan baru” (bukan perilaku baru) sudah dikatakan telah belajar. Pendapat ini merupakan cerminan dari pendekatan kognitif dalam belajar (Schwart & Reisberg, 1991). Konsep memori sangat erat berkaitan dengan pendektan kognitif, dalam hal ini antara belajar dan memori memiliki kaitan sangat erat. Dalam banyak hal mempelajari belajar sama dengan mempelajari memori, belajar mustahil terjadi apabila tidak melibatkan memori, sebab setiap eksekusi satu reaksi yang dipelajari membutuhkan memori mengenai tindakan yang pernah dilakukan.

Memori dirumuskan sebagai “rekaman yang relative permanent mengenai pengalaman yang mendasari belajar” (Anderson, 1995). Lebih lanjut dikatakan bahwa apabila belajar dirumuskan sebagai proses penyesuaian perilaku terhadap pengalaman, maka memori dapat dirumuskan sebagai rekaman permanent yang mendasari penyesuaian tersebut. Belajar adalah perubahan potensi perilaku atau perubahan perilaku yang dilandasi oleh memori dan pengetahuan

BELAJAR DAN PERILAKU

Hastjarjo (1999) yang mengutip pendapat Chance mengatakan  bahwa belajar adalah perubahan perilaku akibat pengalaman, sebab tidak mungkin mengukur potensialitas perilaku. Oleh karena itu kita harus merumuskan belajar dalam terminologi perubahan perilaku yang nampak. Perilaku dapat dirumuskan secara tepat dalam istilah respon. Suatu respon merupakan tindakan tertentu atau sejumlah tindakan tertentu atau sejumlah tindakan yang dilakukan oleh otot-otot (muscles) atau kelenjar (gland). Misalnya rasa takut dapat diartikan la-in oleh banyak orang, kalau diukur dengan “tangisan”, toh masih banyak penafsiran juga, oleh karena itu rasa takut lebih baik dirumuskan sebagai produksi suara vokal lebih besar dari 90 desibel. Dalam kasus yang lain Skinner menyatakan bahwa tidak perlu ada variabel antara (intervening variable.), misalnya : 

 1.      Lama Deprivasi  ----------------------------> laju menekan pedal untuk minum
 2.      Lama Deprivasi  ------ rasa haus  ---------> laju menekan pedal untuk minum

Pada kasus 1. lama deprivasi air atau lamanya tikus tidak minum, merupakan variabel independen, sedangkan laju perilaku menenkan pedal atau berapa kali tikus menekan pedal
per satuan waktu, merupakan variabel dependen. Kita bisa menentukan hubungan yang teratur antara lamanya deprivasi minum dengan laju menekan pedal. Akan tetapi banyak ahli lebih suka kasus ke 2. yaitu membuat postulat tentang rasa haus. Lamanya deprivasi air akan membuat tikus merasa haus, dan rasa haus akan menyebabkan tikus menekan pedal lebih sering untuk mendapatkan minuman.

DEFINISI BELAJAR

Banyak pakar belajar sejak dini mengemukakan bahwa tidak ada satu definisi belajar-pun yang dapat diterima banyak orang.  Belajar merupakan salah satu topik paling penting dalam psikologi masa kini, namun belajar merupakan konsep yang sangat sulit untuk didefinisikan (Hergenhan & Olson, 1997). Meskipun demikian beberapa ahli mencoba mendefinisikan belajar dengan asumsi bahwa definisi tersebut telah mengandung aspek-aspek utama belajar. Adapun definisi tersebut antara lain  :

MORGAN

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen/menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan.

SKINNER

Belajar adalah proses adaptasi tingkah laku yang progresif.

HILGARD & BOWER

Belajar adalah proses timbulnya suatu aktivitas ataupun bertambahnya suatu aktivitas, yang terjadi karena reaksi terhadap situasi yang dialami, sedangkan perubahan tadi bukan sebagai respon bawaan atau kematangan (maturity) atau keadaan sementara dari organisme.

ANDERSON 

Belajar adalah suatu proses, yang mana perubahan-perubahan yang terjadi bersifat relatif permanen dalam potensi perilaku sebagai suatu akibat pengalaman (1995). Definisi ini mengandung : (a) Proses, (b) Sifat perubahan relatif permanen, (c) Perilaku, (d) Potensi, dan (e) Pengalaman.

HERGENHAN & OLSON  

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau dalam potensialitas perilaku yang diakibatkan pengalaman dan tidak dapat diatribusikan pada kondisi tubuh sementara seperti kondisi tubuh yang disebabkan oleh penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (1997). Definisi ini mengandung : (a) Perubahan perilaku, (b) Relatif permanen, (c) Belajar dan performan, (d) Pengalaman.

Monday, January 16, 2012

Psikologi Komunitas lanjutan


DEFINISI PSIKOLOGI KOMUNITAS

Berasal dari dua kata :
  1. Komunitas: orang-orang yang berada pada suatu wilayah geografis tertentu, dan berkonotasi kelompok, bertetangga, dan memiliki struktur yang luas
  2. Psikologi: adalah ilmu yang memiliki perhatian pada unsur individual, seperti: kognisi, motivasi, perilaku, perkembangan, dan proses-proses yang saling berhubungan diantara konsep-konsep tersebut

Apakah antara konsep “psikologi” dan “komunitas” merupakan istilah yang saling berlawanan?

ranah psikologi komunitas
  1. Memiliki perhatian pada hubungan antara individu dan komunitas dan masyarakat. 
  2. Melalui penelitian dan tindakan yang kolaboratif Psikologi komunitas mencoba memahami dan meningkatkan kualitas hidup individu, komunitas, dan masyarakat.
  3. Fokusnya tidak pada individu saja atau lingkungannya saja, tapi koneksi antara keduanya.
  4. Dalam aplikasinya, ahli Psikologi Komunitas akan bekerjasama dengan anggota komunitas sebagai partner kerja
  5. Psikologi Komunitas akan memiliki perhatian pada kesejahteraan individu dan komunitas
  6. Studi ilmiah tentang ilmu perilaku yang diterapkan dalam setting komunitas

Saturday, January 14, 2012

PERKEMBANGAN PENGETAHUAN DAN METODE ILMIAH DALAM PERSEPEKTIF FILSAFAT ILMU

SALAH SATU SYARAT UNTUK MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN MEMERLUKAN PENELITIAN. UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DAN RASA KEINGINTAHAUANNYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN ILMIAH

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahusedangkan kepastian dimulai dengan ragu-ragu. Rene Descartes: "De Omnibus dubitandum" (segala sesuatu harus diragukan)
Empat cara pendekatan ilmu pengetahuan
  • Metode keuletan (method of tenacity)
  • Metode kekuasaan (method of authority)
  • Metode apriori/intuisi (method of intution)
  • Metode ilmu pengetahuan (method of science)
  • Manusia berupaya membuka   rahasia alam dan rahasia   berbagai   potensi pemikiran manusia yang selalu dinamisberkembang dan sering terjadi perubahan yang cepat dengan berbagai pendekatan pengetahuan.
  • Diperlukan potensi SDM dengan tingkat tahunya yang tinggi dan memulai suatu kepastian dengan karagu-raguan.
SALAH SATU SYARAT UNTUK MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN MEMERLUKAN PENELITIAN. UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DAN RASA KEINGINTAHAUANNYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN ILMIAH

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahusedangkan kepastian dimulai dengan ragu-ragu. Rene Descartes: "De Omnibus dubitandum" (segala sesuatu harus diragukan)
Empat cara pendekatan ilmu pengetahuan
  • Metode keuletan (method of tenacity)
  • Metode kekuasaan (method of authority)
  • Metode apriori/intuisi (method of intution)
  • Metode ilmu pengetahuan (method of science)
  • Manusia berupaya membuka   rahasia alam dan rahasia   berbagai   potensi pemikiran manusia yang selalu dinamisberkembang dan sering terjadi perubahan yang cepat dengan berbagai pendekatan pengetahuan.
  • Diperlukan potensi SDM dengan tingkat tahunya yang tinggi dan memulai suatu kepastian dengan karagu-raguan.


Friday, January 13, 2012

PENDEKATAN KONSELING GESTALT


Konsep Dasar
  1. Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan 
  2. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut
  3. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku 
  4. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. 
Hakikat manusia menurut Gestalt  : 
  1. Hanya  dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya 
  2. Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu 
  3. Aktor bukan reaktor 
  4. Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya 
  5. Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab 
  6. Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif. 
Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia :
  1. Tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”.
  2. Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang. 

Wednesday, January 11, 2012

Counseling Strategies and Interventions



Counseling Strategies and Interventions
Karya Hackey, H. dan Cormier, L. S., (1988),
New Jersey : Prentice Hall.


Disarikan oleh:
Sunardi, Jurusan PLB FIP UPI

I. PENDAHULUAN

Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam konseling, adalah pemahaman, sikap, dan keterampilan konselor dalam mengimplementasikan strategi dan intervensi, sebagai inti dari proses konseling.
Buku Strategi dan Intervensi Konseling, karya Hackey dan Cormier (1988) yang sengaja disarikan ini secara garis besar memberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana strategi dan intervensi dalam konseling. Secara khusus, dalam buku ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan profesi bantuan, relasi bantuan, memperhatikan klien, mengenali pola-pola beromunikasi, mengelola sesi-sesi konseling, merespon konten kognitif dan afektif serta perbedaanya, mengkonseptalisasikan masalah dan mensetting tujuan, menyeleksi strategi dan intervensi, menggunakan intervensi konseling, serta menerima dan menggunakan supervisi. Selanjutnya, untuk melengkapi tulisan ini juga disajikan sedikit pembahasan dan kesimpulan.

II. INTI SARI BUKU

Buku Strategi dan Intervensi Konseling, karya Hackey dan Cormier (1988) ini terdiri dari 12 bab. Secara garis besar, masing-masing bab dapat dijelaskan sebagai berikut:

Thursday, January 5, 2012

Informasi dari Next Worldview sebagai perusahaan konsultan pendidikan menawarkan sebuah Pelatihan bagi Sekolah untuk memiliki seorang “Guardian Angel”


Kami menawarkan pendidikan ini kepada bapak ibu sebagai Malaikat Penyelamat “Guardian Angel” bagi sekolah masing-masing membantu tugas Kepala Sekolah menjalankan tugasnya. Membentuk system pendidikan internal sekolah yang berbasis Multiple intelligence.

Sebagai seorang Guardian Angel, anda dapat membangun sekolahnya manusia yaitu sekolah yang mengubah siswa ‘bermasalah’ menjadi berpotensi.
Demikian semoga yang kami sampaikan selanjutnya dapat menjadi pemahaman bapak ibu sekalian.
Bila pun masih ada yang perlu dikomunikasikan silahkan hubungi adi 081330288222-085852361110


Mengapa Pelatihan ini dibutuhkan?
Sekolah sebagai suatu institusi yang mengolah setiap input menjadi output yang lebih baik dari kondisi awal, di mana input dan output ini adalah siswa dan siswi. Atas dasar itu, sekolah bisa dikatakan sebagai suatu sistem yang melakukan kegiatan pengolahan dan pemrosesan harus memiliki suatu strategi yang baik dan benar.
Multiple Intelligences hadir sebagai suatu sistem yang akan memberikan standard operation procedure (SOP) yang menjadi acuan bagi sekolah sebagai sebuah sistem. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan sebuah bagian yang akan menjaga dan melindungi alur sistem tersebut menjadi baik dan benar. Untuk itulah dibutuhkan seorang “Guardian Angel”.
Next Worldview sebagai perusahaan konsultan pendidikan menawarkan sebuah Pelatihan bagi Sekolah untuk memiliki seorang “Guardian Angel”.


Wednesday, January 4, 2012

Tes Pemahaman Diri


Mengenal diri dan tidak salah tentang citra diri sangat membantu bagi setiap orang yang ingin bekerja sama dengan orang lain”  demikian orang Bijak berpendapat.
Mungkin anda juga sependapat dengan hal tersebut diatas bukan ? 
Pilihlah satu jawaban dari setiap pasangan pernyataan-pernyataan di bawah ini, yang Anda rasakan sesuai dengan keadaan diri Anda !
(Nomor 1 dan 2 adalah berpasangan, 3 dan 4 demikian juga, dan seterusnya)

Pilih secara spontan, karena dalam pilihan ini tidak ada salah ataupun benar, manapun pilihan Anda !

Bentuk pelecehan atau-kah sebuah tantangan guru Bimbingan Konseling untuk meningkatkan kompetensinya

Sebuah fakta kebijakan pemerintah daerah  yang harusnya menjadi perhatian guru BK untuk lebih memahami peran dan fungsi guru BK yang selama ini masih dianggap sebelah mata, tidak terlepas seorang pejabat pendidikan yang mengatakan guru BK hanya terbatas pada pelayanan konseling saja. Ironis sekali jika kita melihat bahwa guru BK mempunyai rancangan kerja POLA 17 plus sama sekali tidak terdeteksi oleh dinas pendidikan.
Muncul pertanyaan besar dalam hal ini, kesalahan terletak pada siapakah? sehingga salah satu layanan dari pola 17 plus (layanan penempatan) menjadi klaim lahan baru buat para psikolog, sedangkan lahan kita semakin lama semakin tergerus. Marilah kita tingkatkan kemampuan dan kompetensi kita dalam dunia kerja, mari aktif dan berpartisipasi dalam wadah organisasi kita ABKIN untuk memperjuangkan kelangsungan profesi kita, sejauh ini ABKIN telah berusaha mengatasi hal ini, akan tetapi tanpa dukungan teman-teman sejawat usaha akan berubah menjadi hal yang sia-sia.